Pernah gak sih kamu
merasa begitu lelah dengan kehidupan ini? Lelah dengan segala rutinitas, lelah
dengan pikiran-pikiran tidak jelas yang menyerangmu setiap malam. Capek terus
menerus disakiti oleh harapan yang tak kesampaian. Rasanya pengen menyendiri aja
di sebuah tempat selama beberapa saat. Mengumpulkan kembali 7 dragon ball keberanian untuk
menghadapi dunia ini.
Hal itulah yang ku alami
selama beberapa minggu terakhir. Semuanya dipicu oleh sebuah peristiwa besar
yang benar-benar memutarbalikkan duniaku. Kehidupan yang tadinya terasa nyaman,
aman, tiba-tiba berbalik 180 derajat. Galaunya tuh sama kayak ketika kamu sedang memasak dua indomi kari, udah dimasukkin bumbu segala macam, eh ketika telur dimasukkan, taunya telur busuk. Hancur deh itu indomi.
Rasanya, sebuah bom karma dijatuhkan begitu saja di hadapanku dan aku terpental ribuan kilometer. Segala perbuatan jahat yang pernah kulakukan selama ini, dikembalikan dengan cara yang benar-benar sederhana, namun menyakitkan: Harapan.
Rasanya, sebuah bom karma dijatuhkan begitu saja di hadapanku dan aku terpental ribuan kilometer. Segala perbuatan jahat yang pernah kulakukan selama ini, dikembalikan dengan cara yang benar-benar sederhana, namun menyakitkan: Harapan.
Perasaan pun serba gak enak. Mau tidur gak nyenyak karena selalu kebawa mimpi. Mau makan gak enak, karena lauknya cuma kerupuk pake kecap asin (soalnya indominya udah tercampur telur busuk). Bekerja juga gak fokus, karena pikiran berlarian kesana-kemari.
Padahal, sudah lama aku mencoba untuk tidak berharap, apalagi kepada manusia. Karena, lebih sering mengalami sakit hati ketimbang kebahagiaan. Tapi, toh akhirnya aku kecolongan dan harus merasakan akibatnya.
Padahal, sudah lama aku mencoba untuk tidak berharap, apalagi kepada manusia. Karena, lebih sering mengalami sakit hati ketimbang kebahagiaan. Tapi, toh akhirnya aku kecolongan dan harus merasakan akibatnya.
Aku pun kehilangan tujuan hidup. Satu-satunya yang ingin
kulakukan hanyalah pergi sejauh mungkin. Pengen menjauh dan melupakan semua masalah yang dialami. Rada pengecut sih emang. Tapi, terkadang mundur adalah cara terbaik. Mundur dan menyusun kembali kehidupan yang sempat berantakan.
Setelah ngobrol dengan beberapa teman, akhirnya ada yang menyarankan, “Kenapa gak travelling aja?”
Setelah ngobrol dengan beberapa teman, akhirnya ada yang menyarankan, “Kenapa gak travelling aja?”
Awalnya, aku gak terlalu
memikirkan kalimat ini. Apalagi, aku baru aja liburan di akhir tahun kemarin. Rasanya, gak mungkin aku akan diizinkan cuti beberapa hari oleh kantor. Tapi, keinginan untuk travelling
malah semakin menjadi-jadi. Aku pengen kabur dari semuanya. Ingin menimpa
kenangan-kenangan buruk dengan kenangan baru yang semoga jauh lebih indah.
Kontrak kerjaku juga sebenarnya telah habis. Tapi, bos kembali menawari aku kontrak kerja baru, yang pada akhirnya terpaksa kutolak. Padahal, aku dijanjikan kenaikan jabatan. Aku berusaha menjelaskan kepadanya kalau aku ingin "kabur dan menyendiri" selama beberapa saat. Untungnya, dia maklum. Tapi, artinya, aku harus bersiap kehilangan pendapatan demi mewujudkan aksi gila ini. Ketika kembali nanti, aku juga harus bersiap dengan status pengangguran, meskipun aku juga freelance di sebuah website.
Namun, karena sudah dididik sedari kecil untuk berusaha hidup mapan, aku benar-benar takut kehilangan pekerjaan tetap. Selama beberapa hari terakhir, aku terus bergumul apakah harus melanjutkan travelling ke Pulau Jawa. Apakah aku berani meninggalkan kehidupan yang nyaman, untuk mencari ketidakpastian, di sebuah daerah yang tidak aku kenal.
Keraguan perlahan-lahan mulai mengikis keberanianku. Tapi, aku membulatkan tekad. Umur masih muda. Pekerjaan dan uang bisa dicari. Tapi, pengalaman hidup seperti ini tidak akan datang dua kali. Aku pun memberanikan diri dan berdoa semoga ke depannya akan baik-baik saja. Karma benar-benar membuatku sampai senekat ini.
Namun, karena sudah dididik sedari kecil untuk berusaha hidup mapan, aku benar-benar takut kehilangan pekerjaan tetap. Selama beberapa hari terakhir, aku terus bergumul apakah harus melanjutkan travelling ke Pulau Jawa. Apakah aku berani meninggalkan kehidupan yang nyaman, untuk mencari ketidakpastian, di sebuah daerah yang tidak aku kenal.
Keraguan perlahan-lahan mulai mengikis keberanianku. Tapi, aku membulatkan tekad. Umur masih muda. Pekerjaan dan uang bisa dicari. Tapi, pengalaman hidup seperti ini tidak akan datang dua kali. Aku pun memberanikan diri dan berdoa semoga ke depannya akan baik-baik saja. Karma benar-benar membuatku sampai senekat ini.
Ketika aku juga menceritakan
rencana ini kepada teman-teman yang lain, gak sedikit yang menganggap ini tindakan yang sembrono. Dengan logika, mereka berusaha mencegahku pergi. “Udah dipikirin masak-masak?" tanya mereka.
Yah, kalau dipikirin
masak-masak, sih, aku gak bakal berani mengambil tindakan ini. Justru karena
gak dipikirin masak-masak, makanya aku nekat untuk travelling selama sebulan.
Aku juga pengen sesuatu yang berbeda. Pengen
meluaskan cara berpikir. Pengen mendapatkan pengalaman baru dari orang-orang
baru. Tidak hanya memandang monitor dan keyboard saja. Tapi, menjalin interaksi dengan orang-orang di daerah lain.
Jadi, yah disinilah aku.
Sedang menunggu keberangkatan memulai perjalanan yang tidak bisa kupastikan
akan menyenangkan atau menyedihkan. Aku juga gak tau apakah tindakan ini akan
kusesali kelak, atau malah menjadi pengalaman yang dengan bangga kuceritakan
kepada anak cucu.
Dok. pribadi
Semoga semua baik-baik saja.
Btw, aku akan
menceritakan juga pengalamanku selama sebulan bertualang. Kalau ada masukan
harus berkunjung ke daerah mana di Pulau Jawa, tolong beritahukan di kolom
komentar ya. Salam.
Ditunggu postingannya selama sebulan di Pulau Jawa. Aku tidak akan merekomendasikan suatu tempat karena nyasar lebih seru. Wkwkwk
BalasHapusNyasar dan gak balik-balik seru juga?
Hapuskok aku malah fokus ke "peristiwa besar yang benar-benar memutarbalikkan duniaku". Hmmm, peristiwa apakah ituuuu?
BalasHapus