sumber foto |
Sejak hari Minggu kemarin (4/8), warga Jakarta dan daerah pulau Jawa lainnya mengeluh karena pemadaman listrik. Listrik padam cukup lama, bahkan sampai tengah malam ada yang belum nyala. Bahkan, ketika sudah menyala pun, maka di sebagian daerah ada yang kembali mati. Warga Jakarta pun meraung-raung di media sosial. Mereka protes kepada PLN dan mempertanyakan kinerjanya. Kok bisa ibu kota mati listrik?
Raungan ini bergema
dimana-mana dan menjadi trending topic di media sosial. Seluruh warga
Indonesia langsung teralihkan perhatiannya dari bencana alam Gempa Banten dan
sibuk membahas ibu kota yang gelap gulita. Presiden Jokowi juga bereaksi. Pada Senin
pagi dia menggelar pertemuan dengan direksi PLN dan mempertanyakan alasan
kenapa listrik bisa padam sebegitu lamanya dan kenapa penanganan sangat lambat.
Jokowi bahkan cukup kesal
dengan penjelasan panjang lebar PLN, hingga akhirnya dia cuma meminta masalah
ini diselesaikan secepatnya. PLN juga udah meminta maaf kepada masyarakat dan
menjanjikan akan memberikan kompensasi kepada warga terdampak.
sumber foto |
Pemadaman listrik
sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Di Sumatera Utara sendiri, khususnya di
Medan, sudah beberapa kali terjadi pemadaman listrik. Kadang bisa berlangsung
sejam, dua jam, atau sampai 12 jam. Dari pengakuan netizen lain di media sosial,
mereka menceritakan kalau di Kalimantan atau Jambi, pemadaman listrik bahkan terjadi
berjam-jam bahkan bisa berhari-hari.
Satu hal yang membedakan
adalah, pemadaman listrik di daerah lain tidak mendapat penanganan cepat
seperti di Jakarta. Nggak ada tuh presiden bergerak langsung hanya karena ada
pemadaman listrik di luar pulau Jawa. Nggak ada tuh direksi PLN yang tertunduk
lesu diomelin Kepala Negara dan meminta maaf kepada masyarakat yang terkena
pemadaman listrik dan memberikan kompensasi.
Jangankan presiden, gubernur
dan walikotanya saja nggak ngurusin soal pemadaman listrik yang masih terus
terjadi, padahal Inalum sebagai pemasok listrik ke PLN berada di Sumatera
Utara. Yang ada hanya pengumuman di surat kabar atau media sosial kalau
pemadaman bergilir masih akan terus berlanjut.
Keistimewaan ini cuma
berlaku untuk Jakarta, si anak emas Indonesia. Hal ini menyebabkan warga dari
daerah lain merasa tidak adil. Saat listrik di luar pulau Jawa tidak mengalir
lancar, daerah di timur sana ada yang udah puluhan tahun belum dialiri listrik,
kenapa malah adem ayem aja? Nggak ada protes-protes heboh.
Warga Jakarta beralasan
karena di ibu kota merupakan pusat bisnis, pusat pemerintahan, pusat hiburan,
dan pusat-pusat yang lain. Makanya aliran listrik harus dipastikan mengalir
terus selama 24 jam. Begini, emang di daerah lain nggak ada pemerintahan juga?
Nggak ada tempat hiburan? Trus kalau di daerah lain mati listrik, pemerintahan
atau tempat hiburannya mendapat energi listrik dari kayu api gitu?
Seorang selebtwit berupaya meredakan masalah ini dengan mengatakan kita nggak perlu saling adu kesialan. Nggak perlu dibandingkan siapa yang paling menderita, mending sama-sama kawal supaya seluruh wilayah Indonesia bisa dialiri listrik dengan baik.
Seorang selebtwit berupaya meredakan masalah ini dengan mengatakan kita nggak perlu saling adu kesialan. Nggak perlu dibandingkan siapa yang paling menderita, mending sama-sama kawal supaya seluruh wilayah Indonesia bisa dialiri listrik dengan baik.
Pret. Hal ini
mengingatkanku kepada klan Lannister dari serial film Game of Thrones (GoT).
Saat butuh bantuan, mulutnya manis banget ke House lain. Giliran
keinginannya udah tercapai, sebodo amat dah saat House lain butuh
bantuan. Saat listrik sudah mengalir lancar kembali di Jakarta, akankah kalian
masih mengingat bahwa masih banyak daerah lain di Indonesia yang terus
mengalami pemadaman bergilir? Masih banyak daerah lain di Indonesia yang
jaringannya busuk banget? Kayaknya nggak bakal, deh.
Kalian, warga Jakarta,
akan kembali sibuk dengan rutinitas masing-masing. Kembali asyik hedon, sibuk
dengan kemacetan, sibuk dengan polusi udara kalian yang berkali-kali menempati
urutan pertama sedunia sebagai kota dengan udara terburuk. Asyik menikmati
semua fasilitas terbaik, sementara orang-orang yang kalian ajak berjuang
bersama tadi, malah dilupakan. Bodo amat dah dengan infrastruktur di daerah
lain, yang penting semua hal di Jakarta terpenuhi.
Mungkin, kalian emang
harus merasakan listrik padam selama beberapa hari, untuk mengetahui bahwa
sebenarnya kehidupan di Jakarta itu nggak keras-keras banget. Cuma mati listrik
doang hebohnya kayak sekarat. Cih.
Komentar
Posting Komentar