~Pria inilah yang jatuh
hati padamu. Pria inilah yang kan
s'lalu memujamu. Aha, yeah, aha yeah. Begitu para rapper coba
menghiburku...~
Sayup-sayup kudengar lagu
itu dari radio di pos satpam. Aku melongok dan melihat kepala Pak Waluyo, si
satpam bangkotan itu, tengah bergoyang kiri-kanan. Mataku bergulir mengamati
keadaan sekitar untuk memastikan keadaan sudah aman. Kelas Dinar terlihat sudah
sepi karena sekarang sudah masuk jam istirahat. Aku bergegas masuk ke dalam
kelasnya dan secepat kilat, aku memasukkan sebuah benda ke laci mejanya.
Bukan. Bukan bom, kok.
Itu adalah surat cinta biasa. Ini adalah surat cinta ke-100 yang sudah
kuselipkan ke meja Dinar. Menjadi pengagum rahasianya adalah hobi yang aku
kerjakan diam-diam. Rasanya seperti seorang fan dengan idolanya. Kamu bahagia
melihat tawa dan senyumnya, tapi sadar diri nggak bisa memilikinya. Da aku mah
apa atuh, cuma botol skincare kosong yang dikembalikan ke toko supaya dapat
poin. Cuma, nggak boleh nyerah dulu, dong. Botol skincare juga bisa didaur ulang jadi produk yang layak pakai lagi.
Oh ya. Aku belum cerita,
ya? Dinar adalah cinta pertamaku, dan rencananya hari ini aku akan menyatakan
cinta kepadanya. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan skenario yang akan aku
lakukan nanti. Sini deh aku bisikin bagaimana rencana besar yang sudah aku
susun semalam suntuk itu.
Rencananya, aku akan
membawa kliping 100 surat cinta yang sudah pernah kubuat, dan akan kuterbangkan
dengan layang-layang di hadapan Dinar. Pasti dia bakal kesenangan dan langsung
menerima cintaku. Bahkan, mungkin kami akan berlari bersama menerbangkan
layang-layang tersebut. Yah, aku memang masih harus belajar cara menerbangkan
layang-layang dulu dari tutorial YouTube.
Lamunanku diputuskan oleh
derap langkah kaki yang semakin mendekat. Sial, kelamaan melamun aku jadi gak
sadar kalau jam istirahat sudah selesai. Dengan ilmu yang kupelajari dari film
Naruto, aku bergegas kabur dari kelas Dinar dengan tangan yang melambai-lambai
ke belakang.
---
Nguing...nguing...nguing...!!!
Bel pulang sekolah
berbunyi nyaring. Aku pernah penasaran penyihir macam apa yang mengusulkan bel
pulang sekolah macam itu. Suaranya ngalah-ngalahin sirine mobil pemadam
kebakaran. Bisa bikin cicak mati muda karena jantungan. Kalau pelajaran Bahasa
Indonesia ada di jadwal terakhir, Bu Riana pasti selalu latah gara-gara
mendengar bel tersebut.
Tapi, aku nggak sempat
mengkhawatirkan hal itu sekarang. Terbirit-birit aku menuju kelas Dinar sambil
membawa kliping surat cinta berbentuk layangan tersebut. Tepat sepelemparan
galah dari kelasnya, aku menghentikan langkah karena melihat Andi, seorang
pelajar dari sekolah sebelah, sedang ngumpet di balik pilar kelas Dinar. Mau
ngapain dia? Jangan-jangan mau nawarin MLM yang menjanjikan kapal pesiar ala
carte?
Sumber foto |
Pemikiran itu langsung kutepis
setelah melihat Andi membawa cokelat dan bunga. Dengan langkah mantap dia
mendekat Dinar yang sedang membaca surat cintaku. Aku mendekat untuk melihat
lebih jelas apa yang akan dilakukan oleh Andi.
"Hai Dinar"
ujar Andi sambil memberikan senyum 1000 voltnya.
"Eh Andi. Ada
apa?" kata Dinar gugup sambil menyembunyikan surat cinta dariku.
"Dinar. Ada yang mau
aku omongin. Coba deh lihat wajahku baik-baik".
"Hmmm... ada upil di
dekat bibirmu?"
"Hah? Mana ada. Ini
tahi lalat, Din" Andi menggerutu kesal.
"Trus ada apa dong?
Nggak ada apa-apa di wajahmu. Biasa aja."
"Wajahku emang boleh
biasa aja, Din. Tapi, cintaku luar biasa. Aku ini rela ditangkap polisi atas
tuduhan pencurian hatimu, loh".
Hoek. Itu aku yang muntah
mendengar gombalan Andi. Tapi, aku juga berharap kalau Dinar ikutan muntah. Gombalan
tahun berapa tuh. Kayaknya orang yang pertama kali melontarkan gombalan itu
udah nggak ada lagi di dunia. Hanya saja, saat aku melirik Dinar, kok dia malah
kejang-kejang kesenengan gitu kayak nyamuk kesetrum raket listrik?
Sumber foto |
"Ah, kamu bisa aja,
Ndi", kata Dinar sambil mendorong Andi. Dasar Andinya lemah, dia malah
jatuh sambil koprol.
"Dinar. Maukah kamu
menjadi Sailormoon yang memberi kekuatan putri duyung dalam hidupku? Kita akan
mengarungi alam semesta sambil naik becak online."
Dengan malu-malu, Dinar
mengangguk kencang kayak orang lagi headbang pas denger musik rock.
Rambutnya berkibar kesana-kemari dan nyolok mata Andi. Andi tertawa kesenangan
dengan matanya yang mengeluarkan air mata. Ada ingus yang mengintip di lubang
hidungnya. Kok bisa orang kayak gini mendapatkan hati Dinar, si primadona
sekolah?
Aku menjambak bulu
hidungku keras-keras. Si kutu kupret ini berhasil mendapatkan cinta Dinar
dengan kalimat murahan? Jadi, buat apa aku selama ini mengirim ratusan puisi
Fiersa Besari untuk Dinar? Tahu gitu aku gugling aja gombalan "bapak
kamu" supaya Dinar menerima cintaku. Aku juga bisa mempelajari becandaan
bapak-bapak kalau perlu. Cih.
Aku berjalan gontai ke
belakang. Mundur perlahan-lahan. Sayup-sayup, terdengar lagu dari radio pos
satpam yang membawakan lagu Sheila on 7 lagi.
"Akulah orang yang
akan selalu memujamu. Akulah orang yang akan selalu mengintaimu..."
Tunggu saja, Andi. Aku
akan membawa puluhan murid sekelasku dari TK Mekar Tani untuk menyerang
sekolahmu, SD Negeri Angin Ribut. Aku akan membuktikan kepada Dinar kalau aku
lebih pantas mendapatkannya daripada tukang gombal norak kayak kamu!
Sumber foto |
Anak TK mana yang suka syairnya Fiersa hey... ... ... harusnya kirim puisinya @mas_aih saja.
BalasHapusMengejutkan memang untuk bagian itunya. Tapi betulan enggak logis anak TK bisa mengenal Fiersa. Suram-suram. Kalau kirim lirik lagu dangdut saya masih percaya. Wahaha.
HapusGue juga lagi mikir, emang TK udah bisa baca dan nulis? Jangan-jangan alasan Dinar gak terima cintanya si tokoh utama adalah karena tulisannya gak kebaca. Hahaha
HapusNah itu hebatnya pengaruh kopi-senja-kopi-senja sekarang ini. Anak-anak sampe kena pengaruhnya. Jadi, awasin adik kalian, ya.
HapusIni antara senyum mesem dan senyum gemes nih saya. Romance comedy banget sih aduuuuh. Hahahaha.
BalasHapusTolong ya, kenapa sih ini tuh ga ada manis-manisnya tapi malah bikin geli. Wkwkwk
KPI mana KPI....
BalasHapusTentu saja si cinta si Andi akan diterima, gombalannya masuk buat dinar. Soalnya Dinar gak suka kopi dan senja-senja.