Langsung ke konten utama

Pilpres 2019 Bikin Orang Cerai, Kini Paslonnya Malah Rujuk, Bukti Vulgarnya Politik Indonesia

Para paslon 2019 bersatu padu (Instagram/politicaljokesid)

Selasa (22/12/2020), kantor sedang riuh membahas turunan berita mengenai seorang polisi di Filipina yang tembak mati dua orang tetangganya, tepat di kepala.

Juga sibuk mengulas berita Gibran yang namanya tiba-tiba terseret pusaran kasus dana bansos Covid-19.

Tiba-tiba, berita itu datang. Presiden Jokowi melakukan reshuffle! Enam orang menteri didepak dari Kabinet Indonesia Maju dan digantikan dengan enam sosok lain.

Mensos kini dijabat oleh Tri Rishamarini. Budi Gunadi Sadikin mengganti posisi Terawan sebagai Menteri Kesehatan. Yaqut Cholil dipercayakan jabatan Menteri Agama.

Wahyu Sakti menduduki jabatan Menteri Kelautan dan perikanan. M. Lutfi dipercaya sebagai Menteri Perdagangan.

Pengumuman 6 menteri baru Jokowi (BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Yang membuat kaget adalah Sandiaga Uno mengisi jabatan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Hal ini menjadikan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang sebelumnya sempat bertarung habis-habisan di Pilpres 2019 melawan Jokowi-Ma'ruf, kini malah jadi Pembantu Presiden.

Gak main-main loh pengorbanan Sandiaga Uno di Pilpres. Dia rela turun dari empuknya kursi Wagub DKI, demi label sebagai Wakil Presiden.

Kini, nasib membawa Prabowo menjadi Menteri Pertahanan dan Sandiaga jadi Menparekraf. Padahal, dulu Sandiaga pernah menegaskan tidak mau menjabat sebagai menteri dan memilih jadi oposisi. 

Sandiaga jadi Menparekraf (BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Tapi, kayaknya dia bosan jadi YouTuber doang dan gerah juga di-roasting habis-habisan komika Kiki Saputri. 

"Terima aja ah tawaran jadi Menparekraf. Yang kerjaannya ngehias bus di luar negeri dengan tulisan 'Wonderful Indonesia doang, kan? Cincai lah. Paling jualannya mirip-mirip Oke Oce" begitu mungkin pikir Sandiaga.

Sejenak aku terbayang kembali betapa ganasnya masa kampanye Pilpres 2019. Tagar #GantiPresiden2019 bergema kencang di media sosial.

Saking ganasnya, urusan jari saja jadi persoalan. Mau berpose dengan satu atau dua jari jadi permasalahan serius karena akan dikaitkan dengan salah satu paslon.

Politikus Amien Rais lebih heboh lagi. Pilpres 2019 baginya sudah seperti perang akbar akhir zaman antara Tuhan dan Iblis. Dia membagi dua kubu menjadi Partai Allah dan Partai Setan.

Masyarakat benar-benar terpolarisasi. Penghuni warung kopi tak lagi menyentuh bidak catur, namun asyik membahas politik Pilpres 2019.

Hubungan orangtua dan anak banyak yang retak karena ribut membahas berita-berita hoax yang banyak bertebaran di media sosial.

Perbedaan pilihan capres-cawapres bahkan mengiris hubungan suami istri. Seorang pria bernama Makmuri yang mendukung Jokowi-Ma'ruf, sampai cerai dengan istrinya hanya gara-gara berbeda pilihan di Pilpres 2019.

Para pendukung rela berdarah-darah mempertaruhkan segala sesuatu agar pasangan yang diusungnya menang di Pilpres 2019.

Tapi, kini pertikaian cebong-kampret itu sia-sia. Jokowi sekali lagi membuktikan bahwa politik itu dinamis, sekaligus kejam.

Para pendukung Prabowo-Sandi hanya bisa melongo melihat pasangan yang diusungnya, kini malah sukarela menjadi menteri, alih-alih menjadi oposisi.

Tampaknya, Jokowi adalah satu-satunya sosok yang tidak memiliki latar belakang politik, namun permainan politiknya sudah macam Game of Thrones. Benar-benar vulgar.

Rasanya, ini adalah permainan politik paling yang lebih vulgar daripada peristiwa Gus Dur dilengserkan MPR dan digantikan oleh Megawati.

Jokowi mungkin merasa tanggung tangan sudah kadung kotor dengan lumpur politik, jadi sekalian aja nyebur. Kalau ada yang protes, tinggal ditangkap saja dengan dalih UU ITE atau makar.

Disadari atau tidak, reshuffle menteri ini juga mengalihkan pemberitaan media dari Gibran yang terseret kasus korupsi Bansos, serta politik dinasti Jokowi yang kini putra dan menantunya memenangi Pilkada Solo dan Medan.

Di sisi lain, penunjukan Prabowo dan Sandiaga sebagai menteri Jokowi benar-benar menelanjangi sistem politik Indonesia yang penuh borok.

Tak usah bilang bahwa ini adalah "permainan catur" Jokowi. Dia bukan pecatur jenius macam Maryamah Karpov dari Belitung sana. Memang syahwat politiknya saja yang tidak terbendung lagi.

Sistem politik (Istimewa)

Publik sekarang harusnya sadar bahwa percuma mendukung mati-matian paslon dalam Pilkada atau Pemilu, karena pada akhirnya rakyat hanya jadi figuran politik saja.

Mereka diadu domba dengan isu SARA demi meraup suara. Setelah publik berdarah-darah, para pemimpin terpilih mulai bagi-bagi jabatan demi mengamankan protes dari oposisi.

Semoga hal ini dijadikan pelajaran di Pilpres 2024 nanti. Tidak perlu adu urat demi mendukung paslon tertentu, karena pada akhirnya mereka juga gak peduli-peduli banget dengan dirimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hobi yang Dibayar Tidak Semenyenangkan Itu

Dulu aku pikir pekerjaan yang paling membahagiakan di dunia itu adalah hobi yang dibayar. Karena, kita dibayar untuk melakukan sesuatu yang kita sukai. Pasti menyenangkan banget. Para motivator dan orang sukses pun mengamini hal ini. Sumber foto Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, aku sadar kalau kalimat motivasi itu perlu sedikit diubah. Pekerjaan yang paling membahagiakan itu bukanlah hobi yang dibayar, tapi hobi yang dibayar dengan pantas. Melihat diriku yang sekarang ini, aku nggak menyangka kalau hobiku menulis sejak SMA akan menuntunku bekerja di salah satu media digital. Dari profesi ini aku bisa menafkahi kehidupanku. Hobi yang dibayar. Tapi, lama kelamaan aku sadar, kalau apa yang kuberikan tidak selalu sebanding dengan apa yang diberikan oleh perusahaan kepadaku. Aku baru menyadari kalau pekerja itu mempunyai beberapa hak yang harus disuarakan dengan lantang. Mulai dari jam kerja, uang lembur, waktu cuti, BPJS, dan masih banyak lagi. Tidak melulu hanya m

Menyingkap Tabir: Tipe Orang yang (Mungkin) Kamu Temui di Aplikasi Kencan

Beberapa hari terakhir ini aku lagi keranjingan banget mencoba dua aplikasi kencan, Tinder dan Badoo. Dua aplikasi ini emang udah lama banget eksis, tapi aku baru nyoba untuk pertama kali gara-gara racun seorang teman. Selain itu, aku penasaran juga dengan cara kerjanya apakah emang beneran bisa dapat teman kencan atau cuma gimmick doang? Apa nggak takut gitu ketemu dengan orang yang baru dikenal dan rentetan pertanyaan lainnya di dalam kepala. Aplikasi yang pertama aku download adalah Badoo. Bingung juga gimana cara menyebut aplikasi satu ini. Bado? Badu? Bedu? Kok malah jadi kayak nama artis di Indonesia? Jangan-jangan ini aplikasi untuk mencari pelawak terbaik lagi. Sementara untuk Tinder, yaa kamu tau sendirilah gimana nyebutnya. Kedua aplikasi ini menerapkan in app purchases , yang artinya penggunaannya gak gratis-gratis amat. Badoo dan Tinder memang memberikan fitur pengguna gratis, cuma dibatesin banget kayak lagi di Korea Utara. Bahkan, untuk sebatas meli

Yogyakarta Yang Benar-Benar Istimewa

Pulang ke kotamu Ada setangkup haru dalam rindu Masih seperti dulu Tiap sudut menyapaku bersahabat, Penuh selaksa makna Terhanyut aku akan nostalgia Saat kita sering luangkan waktu Nikmati bersama suasana Jogja. Lantunan lagu dari Kla Project ini terus-menerus menabuh gendang telingaku dalam perjalanan dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta, menuju Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Di dalam kereta tidak terlalu padat, mungkin karena belum waktu liburan. Tapi, aku tetap gak bisa tidur dengan nyenyak, karena posisi tidur di dalam kereta itu serba salah. Tidur sambil duduk, pegel. Tidur sambil rebahan, kaki bakal kesemutan karena ditekuk. Alhasil, hanya bisa tidur-tidur ayam. Perjalanan ini sendiri menempuh waktu 8 jam, jadi mending terus terjaga sambil mendengar musik. Sumber Terkenal sebagai kota yang masih lekat dengan tradisi, Yogya selalu ramai didatangi oleh turis, baik turis mancanegara maupun turis domestik seperti aku. Hal menarik lainnya adalah, harga mak